Empunya


Lia Wardah Nadhifah. Nama yang diberikan orang tuaku. Terlahir sebagai anak nomor 5 dari 5 orang bersaudara. 1 Agustus menjadi tanggal doa panjang umurku sejak tahun 1995. 

Menjadi anak ragil lebih banyak sukanya. Mendapat kasih sayang tak terkira dari seluruh keluarga. Banyak yang momong. Eits, ada dukanya juga. Sebagai anak ragil, banyak jadi kalahan. Disuruh ini itu, terutama diminta beli sesuatu ke warung terdekat. Beli cabe, brambang, garam, masako, royco, de.el.el. 
Tinggal di lingkungan religius membawaku nyantri merantau ke Surakarta. Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta. 6 tahun tinggal di sana. Mulai SMP sampai tamat SMA. Setelahnya, melanjutkan Kuliah di Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga. Membawaku menjadi Sarjana Hukum. 
Perjalannya tidak ada yang istimewa. Sebagai mahasiswa biasa. Berangkat ketika ada jam, pulang ketika jam belajar selesai. Tercatat sebagai pengurus organisasi. Tapi bukan aktivis. Mahasiswa aktif, yang kadar keaktifannya biasa saja.

Sebelum bekerja sebagai staf teknis di Bawaslu Kabupaten Semarang. Aku pernah menjajal kerja di Pengadilan Agama Ambarawa. Mburoh istilahnya. Karena kerjaku tidak begitu jelas di PA Ambarawa. Kuputuskan untuk mundur dan mencoba kirim lamaran kerja ditempat lainnya. Alhasil, masuklah aku menjadi bagian keluarga Bawaslu.